Gajah ini mati dalam usia 29 tahun. Selama menjadi
bagian dari Kraton Yogyakarta, semasa hidupnya, Nyi Bodro sering diarak saat
ada kirab dan hari penting di kraton. Kepiawaiannya antara lain dapat
mengalungkan bunga kepada tamu kehormatan.
Kerangka gajah dari sisi samping depan |
Setelah
menjalani proses pembersihan, penambalan, pengawetan, dan rekonstruksi,
akhirnya kerangka gajah Nyi Bodro menghuni Museum Biologi Universitas Gadjah
Mada (UGM) Yogyakarta, sejak September 2012. Selama mengalami proses itu
kerangka gajah Nyi Bodro berada di Laboratorium Fakultas Biologi UGM di
kompleks Bulaksumur Yogyakarta.
Satu
setengah tahun sebelumnya, kerangka gajah Nyi Bodro diangkat dari kuburannya di
halaman Gajahan Alun-Alun Selatan Kraton Kasultanan Yogyakarta. Menurut
rencana, bulan Juli 2011 kerangka gajah sudah dipamerkan di Museum Biologi UGM.
Namun karena berbagai kendala, baru di bulan September 2012, kerangka gajah Nyi
Bodro bisa dipamerkan di museum tersebut.
Kerangka gajah dari sisi samping belakang
|
Menurut
keterangan Donan Satria Yudha SSi MSc, Kepala Museum Biologi UGM Yogyakarta
kepada Tembi, ada beberapa kendala yang
mengakibatkan kerangka gajah Nyi Bodro terlambat dipamerkan di Museum Biologi.
Kendala itu di antaranya adalah mahasiswa yang menangani konservasi kerangka
gajah ini silih berganti menyelesaikan skripsinya. Selain itu, kerangka yang
keropos juga harus ditambal. Proses itu makan waktu agak lama. Apalagi saat
rekonstruksi harus dilakukan berulangkali.
Kerangka
gajah itu awalnya adalah gajah milik Kraton Kasultanan Yogyakarta yang mati
pada tahun 2000 karena sakit. Gajah itu berasal dari daerah Binjai, Sumatera
Utara. Nama Nyi Bodro adalah pemberian dari Kraton Yogyakarta. Nama aslinya
adalah Qoriah. Gajah ini mati dalam usia 29 tahun. Selama menjadi bagian dari
Kraton Yogyakarta, semasa hidupnya, Nyi Bodro sering diarak saat ada kirab dan
hari penting di kraton. Kepiawaiannya antara lain dapat mengalungkan bunga
kepada tamu kehormatan.
Masih
menurut keterangan Donan, proses pembersihan dan penambalan, memakan waktu efektif
selama 30 hari. Demikian pula saat rekonstruksi membutuhkan waktu 1 bulan.
Beberapa bagian kerangka yang masih utuh saat penggalian, antara lain kerangka
tulang belakang, kaki depan, dan kaki belakang. Adapun kerangka yang mengalami
pelapukan antara lain bagian-bagian persendian.
Penanganan
kerangka gajah Nyi Bodro ini dilakukan oleh tim gabungan dosen dan mahasiswa.
Penanggungjawab penggalian oleh Donan Satria Yudha (dosen) dibantu 8 mahasiswa
Fakultas Biologi. Penanggungjawab pengawetan oleh Zuliyati dan Abdul Rohmat
dibantu mahasiswa. Penanggungjawab rekonstruksi ketiga dosen tersebut dibantu
20 mahasiswa.
Kini
kerangka gajah Nyi Bodro yang memiliki tinggi 2,07 meter dan panjang 3,15 meter
bisa dilihat di Museum Biologi UGM yang terletak di Jalan Sultan Agung 22
Yogyakarta. Koleksi kerangka gajah Nyi Bodro dipajang di ruang depan sisi barat
pintu masuk. Kerangka gajah Nyi Bodro berdiri kokoh, dengan disangga besi baja
di beberapa sisi. Lalu kerangka tersebut dilindungi kaca yang menutup semua
bagian. Di sisi depan ada deskripsi lengkap tentang asal-usul gajah tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar